Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Aku tidak ingin punya makam


 
tanpa disengaja malam itu saya bertemu dengan seorang musafir. dalam sebuah obrolan panjang saya sempat menanyakan alasan dirinya untuk apa memilih jalan hidup menjadi seorang pengembara sampai meninggalkan anak istrinya dirumah. dengan senyum dan tutur kata yang lembut dia menjawab "saya tidak ingin punya makam, mas".  saya pun tersenyum mendengarnya karena tidak tahu apa maksudnya.

sungguh kata itu amat menyiksa pikiranku. kenapa dia tidak ingin punya makam?? bukankah orang yang mati itu harus dimakamkan?? apakah jika tidak dimakamkan maka tidak akan terkena tanya kubur atau siksa kubur?? apakah dia takut makamnya jadi tempat kemusyrikan?? dan seribu pertanyaan lain menghantui pikiran saya, apa maksud kata itu..

saya coba browsing di internet dan sharing dengan dosen FAI, ustadz dan orang alim. tapi saya belum bisa menemukan jawaban yang pas. kebanyakan mereka fanatik terhadap golongan dan tidak berfikir lebih matang tentang hakikat suatu ayat Alquran dan Assunah.
hingga akhirnya saya temukan sebuah cerita dalam sebuah buku di kitab ihya' ul ulumuddin. pada zaman sahabat nabi dulu ada seorang pemuda ahli maksiat. dia terkenal tukang mabuk, tukang zina dan preman dikota itu. pada suatu hari dia berpesan pada keluarganya agar jika kelak dia mati supaya jasadnya jangan dikuburkan melainkan dibakar lalu abu dari jasadnya itu dibuang ke laut. alhasil ketika dia mati keluarga melakukan wasiatnya tersebut. selang beberapa hari, salah seorang anggota keluarganya bermimpi bertemu dengannya dan terjadilah dialog. "hai, paman bagaimana keadaanmu di alam sana??" tanya anggota keluarganya. "alhamdulillah aku mendapatkan tempat terbaik disisi Allah dan mendapatkan kenikmatan yang sangat" jawabnya. "bukankah engkau dulu ahli maksiat? bagaimana mungkin engkau mendapat nikmat kubur,, apa yang membuat Allah mengampuni dosamu?" tanya keluarganya. "Allah mengampuni dosaku karena aku merasa malu untuk menghadap kepadaNya dengan segala dosaku ini, aku merasa najis untuk bertemu dzat yang maha suci. itulah sebabnya aku memintamu untuk tidak menguburku. aku sangat malu jika jasadku yang najis ini aku gunakan untuk menghadapNya."jawabnya. itu salah satu jawaban dari seribu pertanyaan yang cukup untuk mengganjal pikiranku.

seiring waktu berjalan jawaban itu masih mulai berkembang dan menimbulkan rahasia-rahasia baru. jika kita melihat arti kata "Makam" maka pada bahasa itu berasal dari kata Arab yaitu "Maqom" yang artinya tempat, kedudukan, atau jabatan . "saya tidak ingin punya Makam/Maqom" sama saja "saya tidak ingin punya tempat/kedudukan/jabatan". disini tersirat lagi makna dari seorang Ulama yang maaf saya tidak mau menyebutkan namanya, beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud orang itu adalah dia tidak ingin menaruh Maqomnya di dunia tetapi dia ingin membawa Maqomnya langsung kepada sang Pencipta. jika diartikan sederhana dia tidak ingin derajatnya diketahui oleh banyak orang dan cukup Allah lah yang tau seberapa tinggi derajatnya kelak di akhirat.

mungkin itu salah satu alasan kenapa sebagian nabi dan wali Allah menyembunyikan makam tempat di kuburnya jasad mereka. bahkan ada dari sebagian mereka membuat beberapa makam yang konon dulu pernah dikubur disitu tetapi ditempat lain ada makamnya lagi. Tetapi Sebagian lagi ada yang membiarkan makamnya tetap terpelihara sampai saat ini.

Socializer Widget By Blogger Yard
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →

0 komentar:

Post a Comment