Judul
: Pelatihan Shalat Khusyu’ (Shalat Sebagai Meditasi Tertinggi Dalam Islam)
Penulis
: Abu Sangkan
Penerbit
: Baitul Ihsan
Tahun
Terbitan : Agustus 2004
Ukuran
Buku: 19,5 cm x 19,5 cm
Tebal
Buku : 133 halaman
Penyunting
: Mardianto B. Santoso, Yusdeka
Abu Sangkan lahir tanggal 8 Mei 1965.
Sejak kecil hingga tamat sekolah dasar tinggal bersama orang tua di pinggiran
pantai selat Bali, desa Alasbuluh, Banyuwangi. Sekolah Menengah Pertama tamat
di Banyuwangi, kemudian dilanjutkan sekolah perkebunan (SPbMA) di Jember namun
tidak selesai, karena tidak betah dengan urusan cangkul mencangkul. Lalu kabur
ke Jakarta tanpa tujuan yang jelas. Itulah sepenggal kisah hidup Abu Sangkan
hingga tercipta suatu metode sholat khusyu' dalam bukunya Pelatihan Shalat Khusyu'.
Sekilas memang buku ini terlihat biasa
seperti buku-buku pelatihan shalat yang lain. Namun ketika dipahami betul, buku
bercover gambar orang shalat ini menyajikan suatu Metode shalat khusyu' yang dikemas begitu
sederhana dan diramu dengan dalil serta hadits yang kuat akan pentingnya
khusyu' dalam shalat.
Shalat sebagai ‘suatu cara ampuh’ yang
dapat mempertemukan seorang hamba dengan Sang Pencipta. Shalat yang demikian
itu adalah shalat yang dapat menjadi penolong di saat seseorang berada dalam
kemelut permasalahan hidup.
Jika ketika shalat jiwa tidak bergerak
menuju Zat Yang Maha Mutlak, pikiran tidak terlepas dari keadaan riil, dan
panca indera masih terhubung dengan segala macam keruwetan peristiwa, maka yang
didapat dari shalat hanya rasa capai dan letih saja, bukan khusyu’ yang membawa
pada suatu ‘kedahsyatan rasa’ karena dekat dengan Sang Khalik yang kemudian
menggiring pada ketentraman dan keindahan jiwa.
Shalat merupakan suatu aktivitas jiwa yang
termasuk dalam kajian ilmu Psikologi Transpersonal. Ilmu tersebut menyebutkan
shalat sebagai proses pengalaman spiritual yang penuh makna yang dilakukan
seorang manusia untuk menemui Tuhannya. Shalat memiliki kemampuan untuk
mengurangi kecemasan karena terdapat lima unsur didalamnya, yaitu :
1. meditasi atau doa yang teratur, minimal
lima kali sehari
2. relaksasi mealui gerakan-gerakan shalat
3. hetero atau Auto Sugesti dalam bacaan
shalat
4. Group Therapy dalam shalat jamaah atau
bahkan dalam shalat sendiri pun minimal ada
aku dan Allah
5. Hydro Therapy dalam mandi junub dan
wudhu’ sebelum shalat.
Shalat adalah obat hati dan jiwa. Shalat
menuntun jiwa untuk bertemu dan dekat dengan Allah sehingga jiwa akan cermat
dalam setiap memilih ataupun mengeksekusi pilhan hidup.
Kebersihan dan kecermatan jiwa itu ada
tatkala seseorang telah mendapatkan kekhusyukandalam shalatnya.
Terdapat beberapa hal dasar yang harus
dilakukan agar kekhusyukan shalat didapatkan, yaitu :
A. Tanamkan ke dalam relung jiwa bahwasannya shalat dilaksanakan
semata-mata karena mengharapkan
ridha Allah S.W.T.; jangan menganggap shalat sebagai kewajiban yang harus ditunaikan, melainkan suatu kesadaran
untuk berkomunikasi dan kembali
kepada Allah. Shalat tidak sekedar takut pada neraka atau karena mengharapkan surga saja
B. Percaya atau yakin pada keberadaan Allah yang sangat dekat ketika
kita sedang shalat; alladzina
yadzhunnuuna annahum mulaaquurabbihim wa annahum ilaihi raajiuun; orang yang khusyu’ adalah orang yang
mempunyai kesadaran jiwa bahwa dirinya sedang bertemu (dekat) dengan
Tuhannya
C. Penuhi hati dan jiwa
dengan rasa hormat, cinta, dan takut pada Allah
D. Menjadikan shalat sebagai tempat mengadu di
saat kesusahan serta memohon petunjuk jika
ada kebuntuan pikiran
E. Menjadikan shalat
sebagai meditasi tertingi dari segala meditasi yang ada.
Jika dipraktekkan, langkah-langkah
memasuki shalat menurut ayat Al Baqarah ayat 45-46 adalah sebagai berikut :
1. heningkan pikiran agar rileks; usahakan tubuh tidak tegang; tak
perlu mengkonsentrasikan pikiran
sampai mengerutkan kening karena dapat menimbulkan rasa pusing dan capek
2. biarkan tubuh
meluruh, agak dilemaskan, atau bersikap serileks mungkin
3. rasakan getaran
kalbu yang bening dan sambungkan rasa itu kepada Allah
4. bangkitkan kesadaran
diri, bahwa kita sedang berhadapan dengan Zat Yang Maha Kuasa, Yang Meliputi Segala Sesuatu, Yang Maha Hidup,
Yang Maha Suci, dan Maha Agung. Sadari,
kita akan memuja dan bersembah sujud kepadaNya s erendah-rendahnya, menyerahkan segala apa yanga ada pada
diri kita
5. berniatlah dengan
sengaja dan sadar sehingga muncul getaran rasa yang sangat halus dan kuat menarik jiwa meluncur ke
hadiratNya; pada saat itu ucapkanlah takbir; jagalah
getaran tadi dengan meluruskan niat, kemudian menyerahlah secara total
6. mulailah
perlahan-lahan ‘membaca’ setiap ayat dengan tartil; pastikan kita masih merasakan getaran pasrah saat membaca ayat
dihadapanNya
7. lakukanlah rukuk;
dan jiwa turut pula rukuk penuh hormat. Jika antara jiwa dan fisik telah seirama, maka getaran itu akan
bertambah besar dan kuat, selanjutnya bertambah
kuat pula kekhusyukan yang terjadi
8. setelah rukuk,
berdiri kembali perlahan sambil mengucapkan pujian kepada Allah, samiallahu liman hamidah; kedua tangan
diturunkan dengan mengucap, rabbana wa lakal
hamdumillussamawati wamil ul ardhiwamiluma syi’ta min syai in ba’du. jangan sampai sedikit pun tersisa dalam
diri kita rasa untuk ingin dipuji, yang terkadi adalah keadaan nol, tidak ada beban apa-apa kecuali rasa
hening
9. bersujudlah
serendah-rendahnya; rasakan sujud agak lama; jangan engucapkan bacaan sujud sebelum jiwa dan fisik
bersatu dalan satu sujudan
10. lakukanlah shalat
seperti dia ats dengan pelan-pelan, tuma’ninah pada setiap gerakan; jika melakukannya dengan benar, getarn
jiwa akan bergerak menuntun fisik; sempurnakan
kesadaran shalat sampai salam.
Selesai shalat, duduklah dengan tenang.
Rasakan getaran yang masih membekas pada diri, Pujilah Allah dengan memberikan
pujian itu langsung tertuju pada Allah agar jiwa kita mendapatkan energi Ilahi
serta menjadi bersih dan cermat nantinya ketika dihadapkan pada suatu pilihan
hidup.
Bersatu dengan Allah tidaklah sulit jika
telah tercipta rasa ‘ridha’ dalam diri kita atas ibadah yang kita lakukan. Rasa
‘ridha’ di setiap amalan perbuatan dan ibadah itu akan selalu mengiringi
orang-orang yang menganggap shalat bukanlah sebagai suatu kewajiban, namun
sebuah kebutuhan.
KELEBIHAN
==>Cover buku menarik.
==>Bahasa yang digunakan mudah
dimengerti.
==>Untuk mendapatkan kekhusyukan dalam
shalat, penulis menuntun pembaca mengerti langkah-langkah
yang harus ditempuh secara bertahap.
==>Buku Pelatihan Shalat Khusyu’ juga
membeberkan kiat-kiat supaya lebih dekat dengan
Sang Pencipta.
==>Bahan kertas buku tidak mudah robek.
==>Jumlah ilustrasi gambar lebih dari
cukup sehingga pembaca tidak cepat merasa jenuh,
bosan, atau penat dalam membaca.
KEKURANGAN
==>Dalam menyampaikan suatu opini atau
pernyataan, sedikit berbelit-belit atau berbasa-basi.
==>Jumlah prolog yang disisipkan dalam
buku lebih dari cukup.
(ada baiknya jumlah prolog
yang disisipkan hanya 2 atau 3 saja)
==>Terlalu banyak kata pengantar dari
berbagai narasumber
Kebanyakan umat Islam
mengerjakan sholat sekedar menjalankan kewajiban beragamanya. Anggapan shalat
yang khusyu' ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu dan butuh
konsentrasi yang tinggi membuat umat Muhammad putus asa. Karena itulah hadir
buku Pelatihan Shalat Khusyu' ini untuk seluruh kalangan umat Islam.
0 komentar:
Post a Comment