Ada perbedaan mendasar antara ramalan suku Maya
kuno dengan ramalan Jayabaya. Terutama dalam hal meode ramalannya. Perihal
hasil ramalannya boleh dikatakan serupa, yaitu membahas tentang keadaan kemasyarakan
pada masa-masa tertentu. Jaman akan terus mengalami perubahan. Tiap-tiap
perubahan itu mempunyai karakter sendiri, sehingga sifat kepemiminan yang
melekat pada tiap-tiap jaman juga berbeda. Meskipun istilahnya berbeda, namun
substansinya bisa dianggap serupa. Metode ramalan Suku Maya Kuno diperoleh
melalui pengamatan perilaku alam, terutama yang data utamanya didapatkan dari
catatan-catatan astrologi. Pada kondisi posisi bintang tertentu akan berdampak
pada keadaan tertentu. Umumnya kepemimpinannya masyarakat juga bisa dibaca dari
tanda-tanda alam tersebut. Selain dengan posisi bintang, arah angin, posisi
matahari, dan perilaku lainnya juga menjadi perhitungan. Sedangkan pada ramalan
Jayabaya bukan seperi itu. Jayabaya melakukan peramalan berdasarkan ilmu ilmu
yang dipelajari, dari para sesepuhnya, maupun dari hasil pencariannya hingga ke
negeri-negeri jauh. Dari banyaknya ilmu yang dipelajari itu, Jayabaya mempunyai
ilmu yang dijadikan basis peramalan. Ilmu tersebut adalah ilmu yang ketika
diaplikasikan bisa membuat Jayabaya itu menjadi dua wujud. Wujud yang satu
berada di dimensi sekarang, sedang wujud kedua berada pada dimensi masa depan.
Ada dimensi kedua ini Jayabaya lalu bisa melihat apa yang telah terjadi di masa
depan. Karena ia sendiri telah mengalami. Dari apa yang dialami itulah yang
kemudian dituturkan, dan oleh masyarakat itu disebut sebagai ramalan atau
jangka. Ketika menjelaskan apa yang dipaparkan di atas, Jayabaya juga
mengatakan bahwa dia pernah mengalami “mati” beberapa kali. Di setiap kematiannya
itu dia berada di jaman yang berbeda-beda. Jaman-jaman ini mempunyai karakter
yang berbeda, baik keadaan masyarakatnya, kepemimpinannya, kesejahteraannya,
dan sebagainya. Jaman-jaman itulah yang digambarkan sebagai jaman kaliyuga,
kalabendu, kalasuba, dan sebagainya. Kepemimpinannya juga disebut beragam, ada
satria pinandita, satria piningit, satria nglembara, dan sebagainya. Apa yang
dialaminya itu merupakan pengalaman spiritual tingkat tinggi, yang mungkin
hanya akan dialami oleh para pendaki spiritualitas seperti seorang yang bernama
Jayabaya tersebut. Ilmu yang menghasilkan pengalaman seperti diceriterakan itu
disebutnya sebagai ilmu dimensi. Ilmu ini menurut pengakuan Jayabaya berasal
dari orang-orang Yunani, yang didapatkannya ketika ia berkelana keliling dunia
dalam masa-masa pencariannya. Tentang hal ini, sejarah memang tidak pernah
mencatat tentang apa yang dialami oleh Jayabaya. Bahkan pada dasarnya jayabaya
adalah seorang petualang juga tidak pernah tercatat. Padahal, sebelum orang lain
belajar ke luar negeri, Jayabaya telah belajar ke luar negeri. Ketika orang
lain ke luar negeri hanya untuk berdagang, Jayabaya melakukannya untuk belajar.
Beberapa negeri pernah dikunjungi, seperti India, Iran, Irak, Yunani, Turki. Di
India ia mempelajari pokok-pokok ajaran agama Hindhu. Mulai dari ritualnya
hingga Ia mempelajari falsafah-falsafahnya. Dari apa yang dipelajarinya itu
diramu ulang untuk disesuaikan dengan karakter masyarakat Jawa. Tentu saja
beliau sangat memahami dengan baik tentang kesamaannya dan perbedaannya
ilmu-ilmu yang didapatkannya itu dengan ajaran Jawa. Di India itu juga ia
mempelajari Budha. Bahkan menurut pengakuannya, Ia belajar Budha di India
hingga mendapatkan pencerahan. Perihal pencerahan yang dialami dialami itu
dituturkannya dengan bentuk gambaran bahwa alam semesta ini ada di genggaman
tangan yang satu sedangkan dimensi waktu ada di genggaman tangan yang lain. Dan
ketika dia menyadari bahwa ada ruang dan waktu di genggamannya, ternyata waktu
dan ruang itu menjadi hancur. Setelah hancurnya ruang dan waktu itu ia
menemukan sosok orang yang tidak ia kenal. Dari sosok itu ia menjadi mengetahui
ada beberapa sisi yang memenuhi dimensi pencerahannya. Sisinya berbeda-beda
tetapi tetap pada satu. Setelah sadar dari situ, atau setelah kejadian itu, ia
menjadi terinspirasi akan suatu konsep untuk membentuk tata kehidupan
masyarakat. Setelah pulang dari pengembaraannya itu membawa konsep Bhineka
Tunggal Ika. Konsep itu yang lalu diaplikasikan di pemerintahan ketika Jayabaya
menjabat sebagai Maharaja. Konsep itu meskipun telah diimplementasikan elum
diberi nama. Konsep itu baru terkenal bernama Bhineka Tunggal Ika setelah
dituliskan pada kitab Negara Kertagama. Meskipun telah mengalami pencerahan,
Jayabaya tetap melanjutkan pengelanaannya hingga ke Timur Tengah dan Yunani.
Dalam rangkaian perjalanannya itu Jayabaya juga mempelajari berbagai
kepercayaan yang ada di Timur Tengah dan Asia Kecil. Bahkan ia juga memelajari
tentang bagaimana seseorang mengaplikasikan teknik sihir, tipu daya dengan
berbagai alat. Tentang dunia mistik Arab juga dipelajari. Setelah pulang dari
pengembaraannya itu, ia mengembangkannya dan mengajarkannya kepada masyarakat
dalam kemasan ilmu kejawen. Bentuk-bentuk pengaruh dari budaya yang didapatkan
dari perjalannanya itu nyata melekat dalam ajaran kejawen. Meskipun tidak
banyak, namun keberadaan pengaruh itu mudah didapatkan. Sebagai contohnya
adalah penggunaan tulisan Arab dalam bentuk rajah. Rajah yang dituliskan dengan
dimensi geometris tertentu itu didapatkan dari gabungan keilmuan Arab, Yunani,
dan juga Persia Kuno. Lalu dikemasnya dengan substansi Kejawen. Jadi, dari situ
kita mulai tahu bahwa budaya rajah itu telah ada sebelum jaman Majapahit. Itu
merupakan kebudayaan yang diserab dari Arab oleh jayabaya. Walaupun, agama
Islam belum masuk secara massif ke negeri Jawa. Namun proses Arabisasi sudah
terjadi, dengan pionernya Jayabaya. Yang dimulai dari penggunaan tulisan dan
keilmuan mistik Arab oleh Jayabaya.
Pengertian
data mining
Data Mining adalah serangkaian
proses untuk menggali nilai tambah dari suatu kumpulan data berupa pengetahuan
yang selama ini tidak diketahui secara manual. Patut diingat bahwa kata mining
sendiri berarti usaha untuk mendapatkan sedikit barang berharga dari sejumlah
besar material dasar. Karena itu Data Mining sebenarnya memiliki akar yang
panjang dari bidang ilmu seperti kecerdasan buatan (artificial intelligent),
machine learning, statistik dan database. Data mining adalah proses menerapkan
metode ini untuk data dengan maksud untuk mengungkap pola-pola tersembunyi.
Dengan arti lain Data mining adalah proses untuk penggalian pola-pola dari data.
Data mining menjadi alat yang semakin penting untuk mengubah data tersebut
menjadi informasi. Hal ini sering digunakan dalam berbagai praktek profil,
seperti pemasaran, pengawasan, penipuan deteksi dan penemuan ilmiah. Telah
digunakan selama bertahun-tahun oleh bisnis, ilmuwan dan pemerintah untuk
menyaring volume data seperti catatan perjalanan penumpang penerbangan, data
sensus dan supermarket scanner data untuk menghasilkan laporan riset pasar.
Alasan utama untuk menggunakan data mining adalah untuk membantu dalam analisis koleksi pengamatan perilaku. Data tersebut rentan terhadap collinearity karena diketahui keterkaitan. Fakta yang tak terelakkan data mining adalah bahwa subset/set data yang dianalisis mungkin tidak mewakili seluruh domain, dan karenanya tidak boleh berisi contoh-contoh hubungan kritis tertentu dan perilaku yang ada di bagian lain dari domain . Untuk mengatasi masalah semacam ini, analisis dapat ditambah menggunakan berbasis percobaan dan pendekatan lain, seperti Choice Modelling untuk data yang dihasilkan manusia. Dalam situasi ini, yang melekat dapat berupa korelasi dikontrol untuk, atau dihapus sama sekali, selama konstruksi desain eksperimental.
Beberapa teknik yang sering disebut-sebut dalam literatur Data Mining dalam penerapannya antara lain: clustering, classification, association rule mining, neural network, genetic algorithm dan lain-lain. Yang membedakan persepsi terhadap Data Mining adalah perkembangan teknik-teknik Data Mining untuk aplikasi pada database skala besar. Sebelum populernya Data Mining, teknik-teknik tersebut hanya dapat dipakai untuk data skala kecil saja.
Alasan utama untuk menggunakan data mining adalah untuk membantu dalam analisis koleksi pengamatan perilaku. Data tersebut rentan terhadap collinearity karena diketahui keterkaitan. Fakta yang tak terelakkan data mining adalah bahwa subset/set data yang dianalisis mungkin tidak mewakili seluruh domain, dan karenanya tidak boleh berisi contoh-contoh hubungan kritis tertentu dan perilaku yang ada di bagian lain dari domain . Untuk mengatasi masalah semacam ini, analisis dapat ditambah menggunakan berbasis percobaan dan pendekatan lain, seperti Choice Modelling untuk data yang dihasilkan manusia. Dalam situasi ini, yang melekat dapat berupa korelasi dikontrol untuk, atau dihapus sama sekali, selama konstruksi desain eksperimental.
Beberapa teknik yang sering disebut-sebut dalam literatur Data Mining dalam penerapannya antara lain: clustering, classification, association rule mining, neural network, genetic algorithm dan lain-lain. Yang membedakan persepsi terhadap Data Mining adalah perkembangan teknik-teknik Data Mining untuk aplikasi pada database skala besar. Sebelum populernya Data Mining, teknik-teknik tersebut hanya dapat dipakai untuk data skala kecil saja.
Kesimpulan.
Ramalan joyoboyo, suku
maya, suku jawa dan Ramalan versi Matematis yakni Data mining + Data werehouse
sebenarnya mempunyai inti yang sama. Yaitu mengumpulkan data masa lalu kemudian
dijadikan data baru atau informasi baru yang bisa dipergunakan untuk masa
sekarang atau meramalkan masa depan.
Sebenarnya jika kita
mau melihat, membaca dan merenungkan proses kejadian alam semesta ini maka kita
akan menemukan suatu perputaran dunia yang sama. Misalkan kita membaca sejarah sebuah
kerajaan. Pasti lah ceritanya akan tidak jauh beda dengan masa-masa kerajaan
lain yaitu dimana ada masa pembangunan kerajaan, masa perjuangan, masa kejayaan
hingga masa kehancuran kerajaan tersebut.
Contoh lain di
masyarakat jawa ada sebuah ramalan hitungan yang mengatakan jika seorang
kelahiran weton tertentu lalu menikah dengan wanita weton tertentu dan hasil
kelipatan wetonnya sama dengan 5 maka sudah bisa diprediksikan akan meninggal
salah satu atau minimal ketidak adaannya keharmonisan rumah tangga mereka. Bahkan
yang lebih ekstrim ternyata ramalan suku jawa bisa digunakan untuk menghitung
hari serta jam kematian seseorang jika dihitung dari tanggal lahirnya.
SubhanaAllah… percaya tidak percaya itulah adat budaya kita..
Seorang sahabat
Rosulullah pernah berpesan bahwa kita diperintah ilmu perbintangan sekedar
untuk mengetahui arah mata angin. Dan ketika sudah menguasainya maka cukuplah
sampai disitu. Janganlah kita membongkar rahasia Allah.
Hanya Allah lah yang
maha benar dan maha mengetahui., salam hormat Naufal syauqi
0 komentar:
Post a Comment