Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
semoga Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada baginda Rosulullah Muhammad SAW selama
Posting saya kali ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri. boleh anda percaya atau tidak, tapi sebaiknya anda tidak percaya agar tidak menimbulkan fitnah bagi mereka yang percaya akan kedatangan Rosulullah SAW dalam suatu majlis dzikir.
Kisah ini berawal dari acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertempat di desa kelahiran saya. Desa Sumberwudi, kec. Karanggeneng kab. Lamongan Jawa Timur. Setiap tahun pondok pesantren tempat saya menimbah ilmu itu selalu mengadakan acara peringatan kelahiran beliau. warga desa pun ikut serta meramaikan dengan antusias setiap kali peringatan itu diadakan. saya sendiri sebelum bekerja di Gresik juga sering ikut.
Tepat pada awal tahun ini, tahun 2015. saya tau akan ada acara Maulidul Rosul di desa kesayangan saya. saya putuskan untuk izin libur kerja dan alhamdulillah juragan mengizinkannya.
Malam peringatan maulid di mulai sekitar jam 9 malam. acara tersebut dimulai dengan penampilan Hadrah oleh para santri disitu lalu dilanjutkan dengan sambutan dan sedikit pengajian oleh para kyai. seperti biasa saya selalu mengambil tempat duduk di serambi pondok agar bisa leluasa melihat para Habaib bersholawat. malam itu saya merasakan suatu masa-masa saat masih mengaji dan bersenda gurau bersama teman pondok. Sudah 4 tahun saya tidak pernah ikut bersholawat bersama mereka di tempat ini.
sekitar pukul 22.00, acara bersholawat pun dimulai. para kyai dan habaib berbaris diatas panggung. dibelakang mereka ada para santri penabuh rebanan yang telah mahir memainkan musik Hadrah. kami bersholawat bersama seperti biasa. lagu demi lagu, lirik demi lirik sholawat mereka lantunkan. hingga lirik yang kami nantikan datang. para Habaib dan Kyai berdiri memulai berdendang "Ya Nabi Salam Alaika" diikuti para jamaah pun ikut berdiri dengan mengikuti lantunan syair indah itu. baru beberapa bait lagu dilantunkan, saya melihat beberapa keganjilan. Kenapa yang lain ikut melantunkan sholawat, tapi justru Habaib pemimpin sholawat malah berdoa? mimik bibirnya sangat terlihat bahwa beliau tidak ikut bersholawat.
kecurigaan saya ternyata benar, saya dikejutkan oleh datangnya sebuah rombongan yang jumlahnya sangat banyak. barisan terdepan saya melihat seorang bersinar turun dari pelana kuda yang indah. barisan kedua ada seorang berjubah khas Arab di ikuti oleh rombongan para malaikat berbaris sangat panjang menjulang keatas ke arah langit. seketika itu pandangan mata saya berubah. barisan para jamaah yang tadinya berisi para manusia sekarang berubah bercampur baur dengan jutaan malaikat yang bersujud menyambut kehadiran Rosulullah. Subhanallah...Subhanallah... hati saya tak kuasa menahan kekaguman ini. seperti mimpi tapi saya sadar ini bukan mimpi.. saya memang belum pernah melihat Rosulullah tapi knpa hati ini terasa seperti berbicara kepada saya bahwa beliau adalah baginda Nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar Asshidiq. beliau turun tepat dibarisan depan antara pembatas jamaah pria dan wanita. beliau tidak terlalu tinggi, hanya lebih tinggi rata-rata seukuran kepala jamaah. sedangkan Abu Bakar sendiri saya kurang detail melihatnya, mata saya terlalu fokus pada baginda Rosulullah.
Ingin sekali saya menghampiri beliau dan menjabat tangannya. tapi apa jadinya jika saya lakukan itu. pasti orang-orang mengira saya gila. saya nikmati keindahan ini dengan ikut berdendang bersama lantunan sholawat. hati ini seakan tak kuasa menahan indahnya bersholawat bersama para Habain dan Rosulullah. Tanpa terasa air mata mengalir membasahi pipi. saya seperti tidak bisa merasakan tubuh. jujur saya tidak bisa menggambarkan rasanya kenikmatan bersholawat bersama beliau.
Menginjak pada bait terakhir. "Robbi faghfirli dzunubi..." alunan rebanan dihentikan. para jamaah dengan khusyuknya berucap bersama. disitulah titik dimana hati ini sudah tidak bisa menahan lagi kerinduan pada beliau. saya tak kuasa lagi, saya pun berdoa. "Ya Allah., tidak mungkin engkau tidak mengampuni dosa-dosa para hambaMu yang ada disini. karena disini ada kekasih yang engkau agung-agungkan hadir".
Selesai bersholawat para jamaah dan Habaib kembali duduk. saya melihat untuk terakhir kalinya bagina Rosulullah pergi. saya duduk terdiam dengan apa yang telah saya alami. ini nyata, ini nyata, dalam hati saya berucap.
selepas acara niat saya ingin menemui habib pemimpin sholawat. tapi entah kenapa seperti ada yang melarang saya menemui beliau.
beberapa hari yang lalu saya sempat bercerita kepada paman saya yang ikut bersholawat dipanggung disamping habib tersebut. beliau menjawab "cerita sepertimu itu sudah umum, kamu bukan orang pertama yang pernah melihat kejadian seperti itu. beliau memang baginda Nabi Muhammad SAW. bersyukurlah kamu diberi kesempatan melihat beliau.".
sejak kejadian itu., saya sekarang lebih suka bersholawat. rasa kerinduan bersama beliau begitu mendalam di hati. ingin sekali saya melihat lagi.. sempat beberapa bulan lalu ada Sholawat Habib Syekh di kebomas Gresik. tapi sayangnya saya telat datang...
Rosulullah., disini,. di Indonesia ini kami umatmu sangat mencintai dan merindukanmu.,.
NB : ini hanyalah pengalaman pribadi saya. anda boleh percaya atau tidak., tulisan ini saya maksudkan bagi mereka yang percaya bahwa kerinduan pada Rosulullah benar-benar nyata.
dan untuk para pecinta sholawat habib syekh. mari teruslah bersholawat... sungguh sholawat itu begitu agung., begitu indah,.
0 komentar:
Post a Comment